Postingan

Bisakah Bebas?

Kadang ingin menuliskan sesuatu secara bebas. Tanpa tekanan, tanpa menahan, tanpa kode, tanpa pertimbangan ini-itu yang akhirnya jadi ambigu. Ya, selugas-lugasnya. Siapa pembacanya? Diriku sendiri. Diriku beberapa waktu ke depan.   Salah satu harapanku adalah, suatu saat aku ingin mengenang waktu yang telah berlalu dengan damai, ikhlas, lega, tanpa beban, tanpa dendam.  Bisa saja saat ini aku bilang sudah berdamai dengan masa lalu. Sebab semua sudah terjadi. Gal ada kaitannya dengan saat ini, udah jeda lama, apa pengaruhnya. Begitu kan?  Namun, sesekali masih saja. Maafkan. Antara ingin melepaskan emosi (rasa) atau memang diri ini belum sembuh. Aku gak sakit, aku hanya butuh menenangkan diri. Dan sekarang... Pada siapa harus bersandar? Aku masih terus membaca takdir.

Tanggung Jawab Sendiri

Kadang aku merasa, bahwa apa-apa harus kuselesaikan sendiri. Gak semuanya memang, tapi sebagian. Entah besar atau kecil. Aku merasa aku yang harus bertanggung jawab. Sendiri. Sama siapa lagi? Melemparkan ke orang lain?  Tentang kenapa aku begini. Kenapa aku sedih. Kenapa kecewa, sebal, emosi, dan perasaan lainnya. Terutama yang negatif. Aku penentunya. Aku punya andil besar untuk itu. Kita memang makhluk sosial. Gak bisa hidup sendiri. Butuh bantuan orang lain. Sayangnya, kadang aku merasa ga bisa minta bantuan ke orang lain. Gak boleh. Atau gak berani? Entahlah. Aku gak ingin merepotkan. Aku merasa bisa. Aku mau melewatinya sendiri. Jikapun mereka tahu, biarlah nanti jika sudah selesai. Kenapa? Apakah hal demikian kurang baik? Iya, aku sadar bahwa rasa jenuh gak jarang menghampiri. Kadang ingin melampiaskan dengan bercerita. Aku melakukannya dengan bercerita sendiri. Self talk. Atau menulis seperti ini. Banyak cara membunuh kejenuhan kan? Gak selalu dengan ketemu dan atau curhat k...

Terus Belajar

Pernah merasa insecure ? Pesimis, cemas, gak pede (gak aman), merasa kurang, dan sering membandingkan diri dengan orang lain yang lebih 'wah'. Refleks ingin berkata, " Aku mah apa atuh ..." Melihat postingan di sosmed, merasa sedih. Bukan sedih sih sebenarnya, tapi kayak... semacam kurang bersyukur. Merasa kurang. Merasa gak layak. Merasa beda. Sakit? Nyesek? Atau gimana rasanya?  Itu baru di sosmed, belum kalo ketemu langsung. Mungkin ga butuh kata-kata buat obrolan, dilihat pun bisa jadi pengubah mood. Tambah parah lagi, jika dibandingkan. Orang hanya melihat luaran. Gak tau sampe ke dalem-dalem. Coba tukar posisi, pasti tau rasanya. Well, dulu rasanya ingin 'menyalahkan' orang lain. Bukan waktu yang sebentar untuk berproses. Tentang berhenti atau mengurangi judgement ke orang lain. Hingga akhirnya saya menyadari, bahwa apapun yang dilakukan orang lain, yang penting adalah respons saya terhadapnya . Saya yang berhak menentukan untuk sedih, hepi, atau bodo ...

Mulai lagi

Blog ini dibuat sejak SMA. Eh, MA maksudnya. Madrasah Aliyah. Posting pas pelajaran TIK di lab. komputer. Kalo engga ya di warnet. Kuliah ga pernah dibuka lagi, kecuali mendekati masa akhir. Lupa tepatnya, yang jelas saat pusing soal tugas akhir si krispy. Hiks.  Merasa butuh pelampiasan. Biasanya nulis di Word, sampai seratus halaman lebih udah, tapi kadang pengen publish juga. Meskipun ga di sosmed dan bakal jarang yang menemukan... Atau malah gak ada 😜  Ganti alamat, ganti tema dan tampilan lainnya. Posting satu-dua tulisan. Untuk beberapa minggu kemudian dihapus. Labil? Lupa juga apa yang ditulis. Gak ditaruh draft.  Sebenarnya udah punya tumblr. Ntah kenapa pengen juga nulis di sini. Biar agak beda genrenya. Tapi ujung2nya cuma wacana.  Pengen nulis tanpa beban. Gak mikirin pendapat orang. Ya, sepanjang ga melanggar aturan, lanjut aja kan? Nulis yang emang apa adanya. Gak pake bahasa ambigu. Gak juga semacam perumpamaan. Atau awang-aw...